Dikutip dari laman resmi Nobel Prize, Senin (24/7), Marie Curie berhasil mengembangkan penemuan polonium, radium, serta X-ray. Namun pada 1934, wanita asal Polandia itu meninggal dunia akibat anemia aplastik yang diduga disebabkan oleh paparan radiasi.
Wanita pertama yang memenangkan hadiah Nobel tahun 19031.Latar belakang dan kehidupan pribadi Marie Curie
Dilansir dari situs Biography, Marie Curie yang memiliki nama asli Maria Sklodowska lahir di Warsawa (sekarang Polandia) pada 7 November 1867. Anak bungsu dari lima bersaudara ini kehilangan ibunya sejak berusia 10 tahun, sedangkan ayahnya merupakan guru matematika dan fisika.
Marie Curie yang mewarisi kecerdasan ayahnya dikenal sangat unggul di sekolah. Kendati demikian, akses perempuan terhadap pendidikan yang tidak begitu baik membuatnya harus menempuh pendidikan perguruan tinggi di kelas informal secara rahasia.
Demi mengumpulkan uang untuk mewujudkan mimpinya berkuliah di luar negeri, Marie Curie rela bekerja sebagai tutor dan pengasuh. Di waktu luangnya, ia tetap belajar serta membaca buku fisika, kimia dan matematika.
Pada tahun 1891, Marie Curie akhirnya pergi ke Paris dan mendaftar kuliah di Universitas Sorbonne. Karena keuangan yang tidak mendukung, ia sering sakit-sakitan karena pola makannya sangat buruk.
Meskipun demikian, Marie Curie mampu memperoleh gelar masternya di bidang fisika pada tahun 1893 dan mendapat gelar di bidang matematika pada tahun berikutnya.
Setelah lulus dari Universitas Sorbonne, Marie dikenalkan oleh salah seorang teman dengan Pierre Curie yang merupakan fisikawan Prancis. Usai melakukan penelitian bersama, benih-benih cinta bermunculan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah pada 26 Juli 1895.
Dua tahun setelah menikah, keduanya dikaruniai seorang putri yang bernama Irène. Pasangan itu kembali memiliki anak kedua, Ève pada tahun 1904.
Sayangnya, Pierre Curie meninggal dunia pada 1906 di Paris. Marie Curie pun mengambil alih jabatan sang suami di Universitas Sorbonne dan menjadi profesor wanita pertama di institusi tersebut.
2.Penemuan Marie Curie
Terinspirasi dari karya Henri Becquerel, seorang fisikawan Prancis yang menemukan fakta bahwa uranium dapat memancarkan sinar lebih lemah daripada X-ray, Marie Curie pun mengembangkan penelitiannya. Ia akhirnya menemukan bahwa sinar itu tetap konstan, tidak peduli kondisi atau bentuk uraniumnya.
Ide revolusioner Marie Curie ini sangat berpengaruh dalam bidang fisika atom. Ia bahkan menciptakan istilah ‘radioaktif’ untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Menyusul penemuan radioaktif Marie Curie, ia melanjutkan penelitiannya dengan mineral bijih-bijih uranium bersama sang suami. Lalu pada tahun 1898, pasangan ini menemukan unsur radioaktif baru yang dinamai unsur polonium.
Mereka juga mendeteksi adanya bahan radioaktif lain di bijih-bijih uranium dan menyebutnya radium. Pada tahun 1902, Marie Curie mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan desigram radium murni, yang menunjukkan keberadaannya sebagai unsur kimia yang unik.
Ketika Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, Marie Curie tetap melanjutkan penelitiannya tanpa sang suami yang telah berpulang guna membantu penggunaan mesin X-ray portabel di lapangan dan kendaraan medis. Kesuksesan penelitiannya tersebut membuatnya dapat melakukan perjalanan ke Amerika Serikat sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1921 dan 1929 untuk mengumpulkan dana guna membeli radium dan mendirikan lembaga penelitian radium di Polandia.
Bagikan Artikel:
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.
https://www.inews.id/techno/sains/wanita-pertama-yang-memenangkan-hadiah-nobel-tahun-1903-berasal-dari-keluarga-miskin-hingga-jadi-ilmuwan-terkemuka