Apa Itu GPT? Ini Sejarah, Fungsi, Kebisaan GPT, apakah Chat GPT dan GPT merupakan istilah yang berbeda?
Tidak, “ChatGPT” dan “GPT” merujuk pada hal yang sama, yaitu teknologi pemodelan bahasa alami yang dikembangkan oleh OpenAI, yang disebut “Generative Pre-trained Transformer” atau GPT. “ChatGPT” adalah istilah yang mengacu pada implementasi GPT khususnya untuk tugas percakapan (chatting) dengan pengguna, sedangkan “GPT” lebih umum mengacu pada model GPT tanpa spesifikasi tugas tertentu.
GPT (Generative Pre-trained Transformer) dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) yang didirikan oleh Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman, Ilya Sutskever, John Schulman, dan Wojciech Zaremba. GPT pertama kali diperkenalkan pada Juni 2018 dengan model awal GPT, yang kemudian diikuti oleh versi yang lebih canggih seperti GPT-2 dan GPT-3. OpenAI adalah perusahaan utama yang mengembangkan teknologi GPT.
GPT (Generative Pre-trained Transformer) adalah sebuah teknologi pemodelan bahasa alami yang dikembangkan oleh OpenAI. Konsep dasar GPT adalah menggunakan arsitektur Transformer dalam jaringan saraf untuk melakukan pembelajaran mesin pada bahasa manusia, dengan tujuan untuk membangun model bahasa alami yang dapat menghasilkan teks yang mirip dengan teks yang ditulis oleh manusia.
GPT menggunakan pendekatan pre-training (pembelajaran pra-pelatihan) pada data besar, diikuti oleh fine-tuning (penyesuaian halus) pada tugas-tugas tertentu. Dalam fase pre-training, GPT mempelajari pola-pola bahasa yang muncul dalam korpus teks besar tanpa diketahui tugas yang spesifik. Kemudian, pada fase fine-tuning, GPT dapat disesuaikan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu seperti pengenalan entitas bernama, penerjemahan, dan penilaian sentimen.
GPT sangat efektif dalam memodelkan bahasa manusia karena dapat menangkap konteks dan pemahaman yang lebih dalam dari teks yang diberikan. Ini dicapai melalui penggunaan mekanisme Transformer, yaitu sebuah arsitektur jaringan saraf yang memperhitungkan hubungan antara kata-kata yang lebih jauh secara kontekstual, sehingga memungkinkan GPT untuk menghasilkan teks yang lebih halus dan lebih alami.
GPT dilatih oleh tim peneliti OpenAI menggunakan teknik pembelajaran mesin (machine learning) yang disebut “unsupervised learning”. Dalam unsupervised learning, GPT diberikan dataset besar teks mentah tanpa label, dan kemudian diajari untuk mengekstraksi pola dan struktur dari teks tersebut tanpa bantuan dari manusia.
Proses pelatihan GPT dimulai dengan memasukkan sejumlah besar teks mentah ke dalam model dan kemudian mengajarkan model untuk memprediksi kata selanjutnya dalam teks berdasarkan konteks sebelumnya. Dalam model GPT, setiap kata dalam teks diwakili oleh vektor matematika yang kompleks, dan setiap vektor ini dihitung oleh jaringan saraf dengan menggunakan teknik pembelajaran mendalam.
Setelah melalui tahap pre-training, GPT dapat disesuaikan atau fine-tuned pada tugas-tugas tertentu. Proses ini melibatkan memberikan GPT set data training dan label yang sesuai dengan tugas yang ingin diselesaikan, seperti penerjemahan atau pengenalan entitas bernama. Kemudian, model GPT ditingkatkan dengan menyesuaikan bobot jaringan saraf untuk memaksimalkan kinerja pada tugas tersebut.
Proses pelatihan GPT membutuhkan waktu yang lama dan sumber daya komputasi yang besar, karena model harus melalui jutaan atau bahkan miliaran pasang kata dalam teks. Namun, hasilnya adalah sebuah model bahasa alami yang sangat canggih dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti chatbot, penerjemah, dan analisis sentimen.
GPT (Generative Pre-trained Transformer) telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam pemodelan bahasa alami. Berikut adalah beberapa kemampuan dan aplikasi dari GPT:
GPT terus berkembang dan semakin banyak aplikasi yang dapat diterapkan di masa depan, dan dengan lebih banyak data dan peningkatan teknologi, GPT akan terus menjadi lebih canggih dan efektif dalam menyelesaikan tugas-tugas bahasa alami yang kompleks.
GPT awalnya dirancang untuk memodelkan bahasa alami dan menghasilkan teks, bukan untuk membuat atau merekayasa gambar. Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa GPT juga dapat digunakan untuk menghasilkan gambar-gambar baru yang realistis. Teknik yang digunakan untuk membuat gambar dengan GPT disebut “generative adversarial networks” atau GANs.
Dalam teknik GANs, GPT digunakan sebagai generator, yaitu program yang menghasilkan gambar baru, sedangkan program lain yang disebut discriminator, menguji apakah gambar yang dihasilkan oleh generator adalah benar-benar mirip dengan gambar yang sebenarnya. Generator dan discriminator bekerja bersama-sama dalam proses pelatihan, di mana generator belajar untuk membuat gambar yang semakin realistis, sedangkan discriminator belajar untuk membedakan gambar asli dari gambar palsu.
Namun, meskipun GPT dapat digunakan untuk membuat gambar-gambar baru dengan teknik GANs, hasilnya masih jauh dari sempurna dan sering kali tidak realistis. Saat ini, teknologi untuk merekayasa gambar secara realistis masih berkembang pesat, dan GPT masih lebih efektif dalam memodelkan bahasa alami daripada menciptakan gambar yang realistis.
GPT (Generative Pre-trained Transformer) dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan yang berbasis di San Francisco, California, Amerika Serikat. OpenAI didirikan pada tahun 2015 oleh sekelompok teknolog dan inovator terkemuka, termasuk Elon Musk, Sam Altman, Greg Brockman, dan lain-lain, dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan yang aman dan bermanfaat bagi manusia.
OpenAI tidak hanya terfokus pada pengembangan GPT, tetapi juga berbagai teknologi kecerdasan buatan lainnya, seperti pengembangan robotika, pemrosesan bahasa alami, visi komputer, dan sebagainya. OpenAI memperoleh pendanaan dari sejumlah investor, termasuk Reid Hoffman, LinkedIn, Microsoft, dan lain-lain, dan memiliki reputasi sebagai salah satu perusahaan kecerdasan buatan paling inovatif dan canggih di dunia.
Tidak semua versi GPT bersifat open source. Versi GPT yang paling terkenal dan sering digunakan, yaitu GPT-2 dan GPT-3, tidak sepenuhnya open source. GPT-2 dan GPT-3 hanya dapat diakses melalui API (Application Programming Interface) yang disediakan oleh OpenAI, dan pengguna perlu membayar untuk mengakses API tersebut.
Namun, OpenAI telah merilis beberapa versi GPT yang bersifat open source, seperti GPT-1 dan GPT-J. Pengguna dapat mengunduh kode sumber dan menggunakannya secara gratis, baik untuk tujuan akademik maupun komersial. Kode sumber GPT-1 dan GPT-J tersedia di repositori Github OpenAI, sehingga pengguna dapat mengakses, mengunduh, dan memodifikasi kode sumber sesuai kebutuhan mereka.
Meskipun demikian, pengguna harus memperhatikan lisensi dan ketentuan penggunaan yang diberikan oleh OpenAI ketika menggunakan kode sumber GPT yang bersifat open source. Hal ini karena meskipun bersifat open source, masih ada beberapa batasan dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh pengguna untuk menjaga keamanan dan integritas teknologi GPT serta untuk mencegah penyalahgunaan.
Bersambung ke: 28 Nama Penyedia Layanan GPT Berikut Fungsinya